Tidak
terasa minggu ini sudah memasuki awal bulan Desember. Pertanda tahun 2017 akan
segera berakhir dan tahun baru 2018 sudah bersiap-siap menyambut kita dengan
aneka agenda baru yang siap untuk direalisasikan. Di penghujung tahun ini,
sudah siapkah kita menyongsong hari baru di tahun 2018 nanti? Apa saja yang
sudah kita persiapkan agar segala kesalahan atau hal-hal yang sempat kita
sesali sepanjang tahun 2017 ini tidak terulang kembali di tahun baru nanti?
Kita bisa merenungkannya sejak dari sekarang. Mari kita lupakan dulu sejenak
segala penyesalan di sepanjang tahun 2017 dan mulai mengubahnya menjadi sebuah
semangat baru untuk menuju kehidupan yang lebih baik.
Berbicara
mengenai pergantian tahun, ada satu agenda rutin yang sering kali kita lakukan
selain hanya sekadar melakukan perayaan tahun baru. Kembang api dan pesta-pesta
tidak selalu menjadi hal wajib yang harus ada dalam setiap momen penyambutan
tahun baru. Terlebih, bagi kita yang kesehariannya sudah dipenuhi dengan begitu
banyak kegiatan penting hingga sulit menyempatkan waktu bahkan di hari libur
sekalipun. Pun dikejar masa hidup yang kian berkurang setiap tahunnya. Agenda
penting itu bernama menuliskan resolusi atau pengharapan di tahun baru, baik literally tertulis atau hanya sekadar dicatat di angan. Diam-diam, kita selalu
melakukannya di setiap pergantian tahun. Entah itu kita pikirkan dengan serius
dan matang-matang atau sekadar pemikiran selintas saja. Bisa jadi bagi yang
memikirkan dengan sangat matang dan serius sudah tahu apa saja yang akan
dilakukannya pada tahun baru nanti. Bisa jadi bagi mereka yang sungguh-sungguh
menuliskan resolusinya tersebut memang sudah begitu menanti-nanti pergantian
tahun 2018.
Sama seperti kebanyakan orang-orang, aku pun juga sudah mulai memikirkan resolusi apa saja yang akan menjadi agenda pentingku di tahun baru 2018 nanti. Sebenarnya, aku mulai serius merealisasikan resolusi-resolusi yang ku buat sejak tahun 2015 lalu. Meskipun tentu saja, tidak serta merta semua resolusiku tersebut berhasil ku tunaikan. Rencana hanyalah rencana, usaha kita dan tangan Tuhanlah penentunya. Namun setidaknya, di usiaku yang memang sudah terhitung matang secara biologis dan psikologis tersebut, aku sudah mulai belajar untuk merencanakan hidupku di setiap tahunnya. Karena tentu saja, kita semua tidak ingin membuang waktu kita yang begitu berharga secara sia-sia.
Merenungi
segala pencapaian apa saja yang sudah berhasil aku hasilkan di tahun 2017 dan
apa saja yang masih gagal ku wujudkan, aku tentu tak ingin tahun 2018 berjalan
tidak lebih baik dari tahun 2017. Saatnya membuat resolusi-resolusi besar untuk tahun
2018 nanti.
Resolusi
pertama, tahun 2018
bakal menjadi tahun yang sangat ku nantikan bersama suami karena insya Allah akan
menjadi tahun kelahiran anak pertama kami. Aku dan suami tentu saja berharap
agar semua prosesnya berjalan dengan lancar. Ibu dan anaknya sehat tak kurang
suatu hal apapun. Sebenarnya ada satu hal yang sangat ku harapkan, yaitu dapat
menjalani proses persalinan secara normal. Di atas semua itu, doa terbesarku
tetap saja adalah kesehatan bayi yang akan aku lahirkan. Semoga perkiraan
tanggal lahirnya tidak meleset jauh agar dapat menyesuaikan masa cutiku. Dengan
demikian, aku bisa mempunyai waktu lebih bersama bayiku. Memiliki anak memang bukanlah
sebuah pencapaian hidup. Namun hal ini dapat menjadi sebuah catatan penting bagi mereka
yang akan segera dikaruniai momongan. Belajar
menjadi orang tua baru. Mulai memikirkan apa saja kebutuhan anak dan
seberapa jauh persiapan kita untuk masa depannya.
Mempersiapkan masa depan anak
di awal kelahirannya tidak pernah terlalu dini menurutku, justru semakin dini akan
semakin baik. Selain fokus pada hal finansial, kebutuhan anak saat di dalam
kandungan juga musti kita pikirkan. Memastikan bahwa segala kebutuhan gizinya
terpenuhi adalah sebaik-baiknya hadiah. Untuk itu, aku selalu memperhatikan
makanan yang aku makan selama hamil dan tidak lupa juga mengkonsumsi supplemen. Pilihan supplemen aku jatuhkan
kepada Theragran-M. Theragran-M mengandung Vitamin C yang baik untuk
menjaga kesehatan tubuh sehingga tubuh selalu dalam keadaan optimum untuk
mengatasi serangan penyakit. Hal ini untuk memenuhi nutrisi sang ibu dan buah
hati di dalam kandungan serta menjaga daya tahan tubuh selama hamil agar tidak cepat lemas. Konsumsi yang tepat serta memperhatikan anjuran dokter
akan sangat bermanfaat bagi ibu dan anak selama kehamilan. Theragran-M ini
juga sangat baik untuk ibu menyusui, aku pun akan mengkonsumsinya sebagai
supplemen tambahan bila nanti diperlukan. Biasanya, aku mengkonsumsi
Theragran-M ini sebanyak 1 tablet setiap harinya. Theragran-M ini
dijual bebas kok dan dapat ditemui di apotek atau toko obat terdekat dan aman untuk ibu hamil untuk pemenuhan kebutuhan mineral setiap hari.
Theragran-M |
Resolusi
kedua, menyelenggarakan aqiqah untuk anak. Salah satu kewajiban orang tua kepada anak adalah memberikan nama. Pemberian anak ini sewajarnya diresmikan pada saat aqiqah, atau sekitar 7 hari pasca kelahirannya. Aqiqah ini umumnya dilaksanakan dengan prosesi penyembelihan kambing untuk dibagikan kepada sanak saudara dan tetangga sebagai wujud rasa syukur juga. Rasulullah SAW bersabda.“Semua bayi
tergadaikan dengan aqiqah yang pada hari ketujuhnya disembelih hewan
(kambing), diberi nama, dan dicukur rambutnya.” Pelaksanaan aqiqah ini tergantung pada jenis kelamin anak. Satu ekor kambing untuk anak perempuan dan dua ekor kambing untuk anak laki-laki.
Resolusi
ketiga, setelah
memastikan segala kebutuhan finansial anak menjelang dan pasca kelahiran nanti,
aku dan suami juga berupaya untuk membuat perencanaan finansial untuk kebutuhan
lainnya. Salah satunya adalah kebutuhan tempat tinggal. Kami mungkin memang belum
genap satu tahun menikah, namun kami sadar bahwa kenaikan penghasilan tidak akan
pernah sebanding dengan kenaikan harga properti. Kami tidak ingin terlalu
terlena dengan kesibukan pekerjaan dan ketidakpastian lokasi kerja hingga
lupa untuk melakukan investasi. Memiliki rumah merupakan salah satu kebutuhan primer
sekaligus sebagai bentuk instrumen investasi. Aku dan suami sudah cukup lama
membicarakan tentang pilihan domisili kami nanti setelah sudah settled. Hidup nomaden bukanlah alasan
untuk menunda memiliki sebuah hunian. Berbagai alternatif mulai kami
pertimbangkan, mulai dari lokasi, harga, pendanaan, hingga pemeliharaannya
nanti. Hal ini penting mengingat kami tidak akan langsung dapat menempatinya.
Entah nanti untuk disewakan atau bagaimana, semuanya itu sudah harus mulai kami
pikirkan.
Resolusi keempat, anak lulus
ASI Eksklusif 6 bulan. Membaca berbagai cerita masa menyusui di berbagai Forum Bumil Busui membuatku diliputi sedikit rasa cemas. Drama ibu menyusui tidak
sesederhana yang terlihat di sekitar kita. Perjuangan ibu baru dalam memenuhi
kebutuhan ASI anak rupanya tidak segampang teorinya. Aku berharap, di tahun
2018 nanti dapat menjadi ibu yang bisa memberikan ASI secara eksklusif kepada
anak dan tentu saja bisa minim drama. Semoga jumlah ASI ku nanti benar-benar
cukup untuk kebutuhannya terutama dalam 6 bulan pertama. Untuk itulah, aku
membutuhkan supplemen agar terhindar dari segala macam penyakit. Theragran-M akan menjadi salah satu list
supplemen yang akan ku sediakan. Bila aku dalam keadaan sehat, besar
kemungkinan akan berpengaruh baik juga pada produksi ASI.
Resolusi kelima, melanjutkan kuliah ke jenjang S1. Tahun depan, genap sudah 2 tahun TMT PNS. Aku sudah dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang S1. Aku sangat berharap bisa mendapatkan beasiswa internal S1 di salah satu kampus di Jawa sehingga aku bisa lebih maksimal dalam mengurus anak. Hal ini karena tinggal di Waingapu membuatku sulit menemukan pengasuh untuk anakku nanti. So, please kindly pray for me.
Resolusi keenam, resolusi ini merupakan resolusi pendukung bila aku benar-benar dapat melanjutkan pendidikanku di tahun 2018 nanti. Aku ingin mengambil kursus Bahasa Inggris. Fokus di TOEFL dan TOEIC. Malu juga sih, sebenarnya ini adalah resolusiku sejak tahun 2015 namun sampai kini belum juga dapat ku penuhi. Waktu menjadi kendala utama yang membuatku masih enggan untuk mengambil kursus. Semoga jika aku benar-benar mendapatkan kesempatan melanjutkan S1, aku punya waktu lebih di sela jadwal kuliah untuk mengambil kelas Bahasa Inggris.
Resolusi besar terakhir, menunaikan rukun islam yang kelima. Setelah menyempurnakan separuh agama, aku dan suami terus berusaha untuk menyempurnakan seluruh kewajiban kami sebagai umat muslim. Salah satunya adalah menunaikan ibadah haji. Sebagai warna negara yang hidup di negara yang mayoritas penduduknya adalah muslim, tentu menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah dalam mengelola dana haji warna negaranya. Jumlah penduduk muslim di Indonesia adalah yang terbesar di dunia. Wajar bila pemberangkatan jamaah haji tidak dapat serta merta terlaksana di tahun yang sama saat mereka mendaftar. Di beberapa daerah bahkan waktu tunggu pemberangkatan hajinya mencapai hampir 20 tahun sejak dari pendaftaran. Bayangkan saja selama itu. Padahal, umur orang tidak ada yang tahu, bukan? Untuk itulah, semakin cepat mendaftarnya akan semakin baik. Aku dan suami memang sudah punya rencana untuk mulai mendaftar haji di tahun 2018 nanti. Tabungan sudah kami persiapkan sejak dari awal menikah. Namun tentu saja, syarat dan ketentuan berlaku. Kami hanya bisa berencana, Tuhanlah penentunya.
Demikianlah gambaran resolusi-resolusi besarku selama tahun 2018. Aku merasa 2018 bakal menjadi tahun yang penuh dengan kerja keras. Aku tahu semua itu tidak mudah untuk diwujudkan. Bila selama menghadapi segala tantangan di 2018 tubuh mengalami sakit, ada Theragran-M yang akan menjadi vitamin yang bagus untuk mempercepat masa penyembuhan. Di tahun yang penuh dengan kerja keras, kalau sakit jangan lama-lama. Mari berjuang untuk 2018 yang lebih baik. I'm ready to greet you, 2018. Bismillah.
Disclaimer: Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Theragran-M.
semoga resolusinya tercapai mba... Aamiin
ReplyDeleteAamiiin, makasih mbak sudah mampir :)
DeleteWah, selamat ya mbak persiapannya. Semoga lancar dan berkah. Jadi ibu mesti sehat2 :)
ReplyDeleteAamiiin, makasih ya mbak :)
Delete