, ,

Main-main ke Pelabuhan Rakyat Waingapu

Tadi pagi selepas mengikuti upacara peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-72 di kantor, aku dan suami berencana untuk mampir belanja sebentar ke salah satu swalayan langganan kami. Rencananya aku mau membeli garam dapur dan beberapa perlengkapan sehari-hari yang kebetulan sedang habis. Karena datang terlalu pagi, swalayan yang biasanya kami datangi itu ternyata masih belum buka. Kami pun memutuskan untuk langsung pulang saja. Sayangnya, jalanan yang tadi kami lewati sedang dalam penjagaan polisi karena masih ada penyelenggaraan upacara bendera. Kami pun disarankan untuk mengambil jalan memutar saja melewati pelabuhan.
                                         Gerbang masuk Pelabuhan Rakyat Waingapu                                      
Nah, kebetulan ini adalah kali pertamanya aku melewati pelabuhan di pagi hari. Saat melintasi jalanan sekitar pelabuhan, aku dibuat takjub oleh pemandangan laut yang terhampar di sepanjang jalan. Aku pun langsung meminta kepada suami untuk berhenti sebentar menikmati suasana laut di Pelabuhan Rakyat Waingapu. Karena kami datang lumayan pagi dimana jarum jam bahkan belum menunjuk angka pukul 9, suasana di pelabuhan terlihat masih sepi. Hanya ada beberapa motor saja terlihat sedang parkir di bibir pelabuhan. Meski sudah mulai terik dan terlihat ada sedikit sampah di area pinggir pelabuhan, aku tetap dapat menikmati suasana lautnya. It's amazingly beautiful that I can't resist. 
Kesan pertama saat masuk pelabuhan
Beberapa kapal kecil terlihat sedang menepi
Birunya langit berpadu dengan jernihnya air laut membuat kombinasi warna lazuardi terlihat seperti lukisan alam. Meskipun ini hanyalah pelabuhan kecil, hamparan laut di sekitar pelabuhan masih belum gagal membuatku terpesona. Suasana ini terlihat sempurna dengan aksen pemandangan bukit-bukit kota Waingapu yang mengepung area pelabuhan. Perpaduan harmonis dari alam yang bahkan membuat ekpektasiku meningkat tentang kota ini.
Salah satu kapal yang menepi, terlihat menara mercusuar
Airnya jernih sekali
Dari jauh, kami dapat melihat menara mercusuar berdiri di seberang sisi lain pelabuhan. Aku dan suami hanya sempat mengitari satu sisi pelabuhan saja dan ku rasa itu cukup memuaskan keinginanku melihat laut. Air laut terlihat tenang tanpa ombak, mungkin karena ini adalah laut utara yang ombaknya tidak sebesar laut selatan. Meskipun terlihat jernih dan dangkal, aku tidak melihat ada yang berenang di tepian laut. Rasanya gemas melihat air sejernih ini menganggur begitu saja di depan mataku. Ingin rasanya turun ke bawah sejenak untuk bermain air. Tapi ku urungkan saja niat itu karena aku sendiri cukup penakut untuk membayangkan apa yang ada di bawah permukaannya.
Salah satu gudang di pelabuhan
Jalan di tepian pelabuhan
Pelabuhan Rakyat Waingapu ini menjadi salah satu punggung perekonomian yang menghidupi masyarakat setempat. Banyak kapal ikan maupun kapal barang dari berbagai pulau singgah ke sini untuk membawa aneka kebutuhan. Seperti pernah ku ceritakan sebelumnya, meskipun dekat dengan pelabuhan tak lantas membuat harga ikan di Waingapu menjadi murah. Kalian akan menemukan berbagai macam penjual ikan menggelar dagangannya di area depan gerbang pelabuhan dengan harga eceran yang terbilang cukup mahal. Aku membuat perbandingan harga ikan ini dengan yang ada di kota Banjarmasin. Mungkin memang hasil ikan di pelabuhan ini tak sebanyak yang dibayangkan. Di dalam arena pelabuhan, terdapat banyak warung-warung makan yang menjajakan seafood sebagai menu andalan. Sayangnya, warung makan tersebut hanya buka di malam hari, sehingga pengunjung tidak bisa menikmati pemandangan laut seindah pagi ini.
Air surut dan bakau atau mangroov
Jalanan di pinggir pelabuhan
Hutan Mangroov kecil
Surutnya air laut
Saat meninggalkan pelabuhan, aku dan suami menemukan beberapa titik pelabuhan yang airnya terlihat surut. Di sana banyak ditumbuhi pohon bakau laksana hutan mangroov kecil. Banyak kapal yang terdampar di area itu yang menandakan bahwa air laut pernah mencapai area itu pada suatu waktu. Aroma amis ikan dapat kami cium di sepanjang jalan namun tidak begitu tajam mengganggu. 
Masih tentang hutan bakau
Sesekali menikmati suasana pelabuhan di kala hari masih cerah mungkin memang perlu agar tidak merasa suntuk. Mungkin memang tak banyak yang bisa disaksikan, namun bagi pendatang sepertiku, hal ini menjadi hiburan tersendiri. Rupanya ini adalah kado kecil yang kota ini suguhkan kepadaku di hari kemerdekaan. Tidak mengecewakan ku rasa. Terlebih sepanjang perjalanan pulang, aku dimanjakan dengan pemandangan laut maupun bukit-bukit kota Waingapu yang cukup indah dipandang mata. Belum puas menikmati laut di sekitar pelabuhan, suami mengajakku untuk melihat salah satu hotel yang terkenal di kota Waingapu, yaitu Pradadita Beach Hotel yang tepat berada sejalur dengan pelabuhan. 
Hotel Pradadita
Jalanan menuju hotel
Hotel Pradadita ini termasuk salah satu hotel terbaik yang ada di kota Waingapu. Hotel yang berada di Jalan Erlangga Pradadita, Prailiu ini menawarkan pemandangan laut sebagai bonus yang dapat dinikmati oleh para pengunjung. Banyak kamar yang tersedia dengan view langsung ke Pantai Waingapu. Jalanan menuju ke hotel terbilang cukup bagus karena belum lama ini diperbaiki. Meskipun terlihat eksklusif karena tepat di kanan kiri hotel hanya ada lahan kosong pinggir laut, hal ini tidak mengurangi nilai jual Hotel Pradadita di mata turis. Mungkin lain kali kami harus staycation sejenak untuk dapat melihat suasana di dalam hotel sekaligus menikmati layanan kamar di Pradadita Beach Hotel ini. Di samping itu, rate yang ada di beberapa web juga terbilang cukup baik. Jadi, tidak ada salahnya untuk mencoba.
Via Booking.com
Lain kali bila kami sudah merasakan sendiri layanan dari hotel ini, akan ku bagikan di blogku mengenai reviunya. Sekali lagi, tidak ada salahnya lho menjadikan hotel ini sebagai pilihan tinggal saat kalian bertandang ke Waingapu. Nah, itu saja sedikit cerita jalan-jalanku ke pelabuhan dan berlanjut melihat sekilas salah satu hotel yang berada sejalur dengan pelabuhan. Semoga bermanfaat ya.



0 komentar:

Post a Comment