, ,

Kopi Kapal Api, Kopi Andalan Keluarga dari Masa ke Masa

Secangkir kopi di pagi hari
Menghadapi rutinitas di pagi hari rasanya memang tidak akan sempurna tanpa ditemani dengan secangkir minuman hangat untuk menumbuhkan semangat. Terlebih lagi setelah memasuki musim penghujan, cuaca pagi hari kini terasa semakin dingin hingga timbul rasa malas untuk beranjak dari tempat tidur. Perpaduan hangatnya selimut dengan sesekali rintik kecil hujan di pagi hari terkadang mampu menghanyutkanku dalam rasa malas dalam memulai aktivitas pagi. Namun, kewajiban dan tanggung jawab sebagai seorang abdi masyarakat dan abdi negara serta sebagai seorang istri membuatku tak boleh lengah dalam mempersiapkan hari.

Beruntung, selalu dapat ku temukan serpihan semangat pagi itu di dalam sebungkus kopi di almari esku. Aroma wangi kopi ini terkadang membantuku mengatasi bau tak sedap dari bahan makanan yang telah lama di simpan di almari es. Secangkir kopi Kapal Api hangat yang sedianya ku hadirkan di atas meja untuk suami tercinta selalu berhasil membangkitkan semangatku dan semangatnya agar segera beranjak dari mimpi indah di pagi hari. Aroma wangi khas kopi Kapal Api langsung menyergap hidungku sesaat setelah aku mengaduknya. Aroma wangi kopi yang jelas lebih enak manakala dipadukan dengan bau embun sisa semalam yang masuk tipis-tipis melalui lubang ventilasi kamarku. Aromanya sungguh terasa menyenangkan beradu dengan senyum manis dari pasangan kita yang tak pernah lupa ditunjukkannya setiap pagi. Senyumannya semakin terkembang ketika melihat kopi hangatnya lengkap dengan kepulan asap telah sedia di atas meja. Kopi benar-benar paling pas diminum di pagi hari agar dapat meningkatkan mood.

Aku dan suami pun larut sebentar dalam cangkir kopi kami masing-masing. Kami sebenarnya jarang mengkonsumsi kopi, terlebih saat ini aku sedang hamil. Namun, ada saat-saat tertentu ketika cuaca sedang dingin seperti beberapa pagi belakangan ini membuat kami semakin sering berteman dengan kopi. Meskipun sering kali aku hanya kebagian aromanya saja saat membuatkannya untuk suami. Minum segelas kopi setiap hari sebenarnya masih aman-aman saja, terlebih kopi hitam khas Kapal Api ditambah dengan sedikit saja sentuhan gula pasir. Tidak terlampau pahit dan tidak terlalu manis. Sangat pas untuk ukuranku bersama suami yang memang bukan pecinta minuman manis. Dengan takaran yang tepat, kopi hitam justru bermanfaat untuk menurunkan resiko penyakit diabetes hingga 50% dan mencegah kanker usus besar. Tentu saja dengan konsumsi yang tepat. Sedangkan aku yang sedang tidak boleh banyak mengkonsumsi kopi saat hamil terkadang membuatku iseng menggunakan ampas kopi untuk masker alami wajah. Rasanya wajah menjadi lebih segar.

Kopi Kapal ini semacam kopi legenda yang sudah ada sejak aku dan suami masih kecil. Sebelum banyak sekali bermunculan aneka jenis dan merek kopi baru, Kapal Api sudah terlebih dahulu akrab dengan telinga masyarakat Indonesia khususnya pecinta kopi. Hingga kini, Kapal Api tetap masih menjadi favorit dengan logo kemasannya yang khas seperti namanya itu. Selain karena orisinalitas rasanya, juga variannya yang kini lebih bisa diterima dengan baik oleh selera anak muda. Tidak hanya suami yang sekarang ini menjadi pelanggan setia kopiku, jauh sebelumnya ayahkulah yang selalu rajin menagih kopinya setiap pulang dari perantauan. Ayahku dulu adalah seorang perokok yang sering kali memasangkan segelas kopi dengan sebatang rokok yang dihisapnya. Sudah 15 tahun lebih ayahku telah berhenti merokok, namun untuk kebiasaannya meminum segelas kopi Kapal Api hitam sampai kini masih ada. Meski tentu saja tidak sesering dahulu. Ayahku masih setia dengan selera lamanya, kopi Kapal Api hitam khas jaman dulu dicampur dengan sedikit gula pasir dan diseduh dengan air panas. Sesekali aku menawarinya dengan tambahan creamer, namun ia tetap lebih cinta dengan kopi hitamnya. Terlebih setiap kali teman-teman ayah datang ke rumah, mereka selalu memesan kopi sebagai teman bercengkerama. Terkadang, mereka minta isi ulang di cangkirnya masing-masing. Terutama bagi yang sangat doyan kopi.

Beberapa tahun yang lalu saat aku masih menyandang status sebagai mahasiswi di suatu Perguruan Tinggi Kedinasan, aku juga tak pernah lupa membawa satu toples kopi Kapal Api lengkap dengan creamernya dari rumah. Ujian demi ujian yang ku lalui agar bertahan menghadapi ancaman Drop Out di kampusku selalu membuatku harus begadang setiap malam menjelang ujian. Kopi Kapal Api selalu menjadi teman setiaku dalam mempelajari materi ujian supaya aku lebih bisa fokus belajar. Kandungan zat kafein dalam kopi mempengaruhi kinerja sel adenosin yang membuat otak ingin tidur menjadi bekerja lebih lambat. Dengan demikian hal tersebut menimbulkan sensasi segar lebih lama pada otak dan meningkatkan stamina tubuh. Syukurlah kini masa itu berhasil ku lewati, salah satunya tentu tak langsung berkat nikmatnya kopi Kapal Api yang ku seduh setiap malam ujian. Aku rasa, banyak di antara teman-temanku juga suka membuatnya.
Di kantor tetap minumnya kopi kapal api
Kini, waktunya Kapal Api bersama keluarga kecilku. Tidak ada lagi lembar-lembar kertas ujian dan kisi-kisi menemani secangkir kopi Kapal Apiku, yang ada hanyalah senyuman hangat dari suami tercinta. Kopi Kapal Api telah menjadi andalan keluargaku dari masa ke masa. Bagian tak terpisahkan dari minuman yang harus ada stoknya di dapur. Tentu saja Kapal Api telah menjadi andalan masyarakat Indonesia juga. Bahkan hingga aku telah bersuami, rumahku tak pernah absen menyimpan kopi Kapal Api. Sebagai suguhan sendiri maupun dihidangkan untuk tamu. Terima kasih Kapal Api karena telah hadir menghangatkan keluargaku dari masa ke masa.

#KapalApi #JelasLebihEnak #KapalApiPunyaCerita

2 comments:

  1. Jadi inget salah satu iklannya "yang hitam jelas lebih enak"

    ReplyDelete
    Replies
    1. haha, kopi legenda ya, mbak. Terima kasih sudah mampir :)

      Delete