Dalam Doaku


Dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang
semalaman tak memejamkan mata, yang meluas bening
siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening
karena akan menerima suara-suara
Ketika matahari mengambang tenang di atas kepala,
dalam doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang
hijau senantiasa, yang tak henti-hentinya
mengajukan pertanyaan muskil kepada angin
yang mendesau entah dari mana
Dalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung
gereja yang mengibas-ibaskan bulunya dalam gerimis,
yang hinggap di ranting dan menggugurkan bulu-bulu
bunga jambu, yang tiba-tiba gelisah dan
terbang lalu hinggap di dahan mangga itu
Maghrib ini dalam doaku kau menjelma angin yang
turun sangat perlahan dari nun di sana, bersijingkat
di jalan dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya
di rambut, dahi, dan bulu-bulu mataku
Dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku,
yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit
yang entah batasnya, yang setia mengusut rahasia
demi rahasia, yang tak putus-putusnya bernyanyi
bagi kehidupanku
Aku mencintaimu.
Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan
keselamatanmu


(Sapardi Joko Damono, 1989, kumpulan sajak
“Hujan Bulan Juni”)

4 comments:

  1. Uhukk uhukkk..... Lagi galau ato mendalami makna puisi fahhh? :p

    ReplyDelete
  2. haha, lagi baca kumpulan puisi pak sapardi, el. terus nemu yang favorit.

    ReplyDelete
  3. hanifaaah..
    aku udah visit blogmu tapi kog gak ada tombol join sitenya? :(
    huhuhu

    ReplyDelete
  4. Buka dashboardmu, klik add, masukkan alamat blogku, lalu klik follow, Uji. Hehen makasih

    ReplyDelete