Gambar diambil dari google |
Segalanya kau punya, apapun itu
Tuhan bermurah hati menghadiahimu surga dunia
Apalah yang tak kau punya, segalanya ada
Tambang emas, berlian, batu bara, minyak bumi, dan mineral-mineral berharga
Alam raya menghijau, laut kaya biota, tanah subur
Semua kau punya, semua terkubur di perutmu
Apalagi yang kau mau?
Namun, kini kau rapuh
Bahkan sekadar menopang dirimu pun tak mampu kau kerjakan
Kau ini harimau yang menjual taringmu sendiri pada para serangga
Lantas kau menangis tak mampu membela diri
Semut pun menginjakmu dengan angkuh
Semua telinga mampu menjangkau raunganmu meskipun berbisik
Semua mata mengarah hendak menerkammu
Semua milikmu ikut menggilasmu laksana kotoran
Meluluhlantakkanmu seakan marah pada ketidakmampuanmu
Kau tak menjaga milikmu
kau acuhkan yang harus kau jaga
Kini, manusia-manusia yang bangga berpijak padamu pun hengkang
Mereka menjelma serupa laron di musim hujan
Bingung mencari cahaya
Kapan mendung gelap di tanahmu ini menyingkir
Menghadirkan pelangi harapan, seperti yang sudah-sudah
Seperti kata calon pemimpinmu di lakon sandiwara
Mana garudamu yang perkasa?
Mana merah putihmu yang pernah gagah di atas kepala penjajah?
Katanya kau warisan dunia, katanya kau idaman semua bangsa
Tapi rakyatmu merasa miskin di istana emasmu
Kau bahkan tak sadar menaruh lintah-lintah itu di tubuhmu
Hingga kau tak bisa lagi merasakan apa yang kau punya
Kau tak bisa menunjukkan dirimu bahkan pada rakyatmu
Padahal bagimu, ku persembahkan jiwa ragaku
Kau mulai muak? Aku pun begitu, padamu
0 komentar:
Post a Comment