Semua hal penting yang kita lakukan adalah tentang waktu. Tentang semua mimpi-mimpi kecil yang mulai kita bangun dari lembah hingga ke puncak yang entah kapan diizinkan terjadi, semua hanyalah masalah waktu. Kapan kita akan memulai lantas kapan pula semua harus berhenti, berakhir dan bermuara pada tujuannya, ataukah sekadar terbelangkalai di tumpukan sang waktu yang tak pernah menunggu. Waktu memang bukan sosok sabar yang akan meladeni semua kemalasanmu. Maka, sebaiknya jangan ijinkan dirimu barang sedetik pun untuk melalaikannya. Karena waktu takkan kembali meski hanya sedetik. Ia bergerak maju dan tidak punya tombol undo. Kau diam, kau bergerak salah arah, atau kau terlalu lama menunggu, ia akan tetap berjalan, meninggalkanmu tanpa ampun. Karena ia, bukan ada untuk menunggumu.
Manusia sering kali hanya terjebak dalam lorong waktu yang mereka ciptakan sendiri, hingga merasa buntu untuk beranjak. Seakan terjebak dalam situasi stagnan atau comfort zone yang terlanjur membuat mereka nyaman hingga enggan untuk meninggalkannya. Bukan perkara ada tidaknya kesempatan untuk melangkah, hanya saja kehendak diri yang sulit diajak kerja sama. Jarum jam milik Tuhan terus bergerak. Ia tak mungkin sekadar minta didiamkan sejenak. Karena kita tahu, Tuhan tak menyediakan tombol pause kepada hidup kita. Roda kehidupan terus berputar bersama sang waktu. Manusia selalu disibukkan dengan banyak agenda yang kadang mereka pun tak mengerti apa esensinya untuk hidup mereka. Hanya menjadi kata berjudul rutinitas. Lorong waktu hanya berputar-putar di tempat itu saja. Tanpa mencoba melangkah ke tempat lain. Lagi-lagi semua tentang waktu, 24 jam kali 365 hari kali seberapa lama kita menghirup nafas dunia. Jejak apa yang telah kita tinggalkan di tiap tapakan jarum detik hidup kita? Retoris.
Tinggalkan lorong waktu di masa lalu, yang mungkin masih berantakan akan kenangan buruk, kesalahan yang itu-itu saja atau segudang rencana abadi yang tak segera terselesaikan. Tinggalkan. Mulailah atau minimal lanjutkan saja apa yang memang sejak semula sudah kau susun di kalender waktumu. Ingat, lorong waktu bisa menjebakmu, pun waktu yang ada di samping dan depanmu terus melangkah, memilih meninggalkanmu yang tetap terdiam atau tak berhenti meratap. Percayalah, semua tak semelilit itu urusanmu dengan sang waktu, tapi juga bukan sesederhana mematikan saklar lampu. Semua hanya masalah kapan langkahmu kau mulai. Ciptakan kesempatan, jangan menunggunya datang. Karena semua, berawal dari langkah pertama.
0 komentar:
Post a Comment