Masih ingat dengan petikan kalimat ini "Jalan-jalan desa menanjak berliku-liku dihiasi deretan oak, berselang-seling di antara jerejak anggur yang ditelantarkan. Lebah madu berdengung mengerubuti petunia. Daffodil dan Astuaria tumbuh sepanjang pagar peternakan, berdesakan di celah-celah bangku batu. Di belakang rumah penduduk tampak ruah dedaunan berwarna oranye, mendayu-dayu karena belaian angin. Lalu terbentang luas padang rumput, permukaannya ditebari awan-awan kapas." Benar sekali. Itu adalah petikan Novel Edensor, novel ketiga dari tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Edensor sendiri diambil dari nama sebuah desa di pedalaman Inggris. Desa Edensor ini nyata ada lho bukan hanya karangan imajinasi penulis saja. Sekedar informasi dari beberapa sumber yang ku dapat di internet. Edensor adalah desa yang berada di kawasan Derbyshire, Inggris. Wilayah Peak District, dekat Kota Sheffield. Aku yakin siapapun pasti akan sangat tertarik mengunjungi deskripsi tempat yang digambarkan oleh Andrea Hirata dalam novelnya tersebut. Edensor dikatakan sebagai desa dongeng di dunia nyata. Desa ini seperti sebuah lukisan. Penampakan bukit-bukit hijau yang terhampar subur, Gereja St Peter yang menjadi ikon Desa Edensor menjulang tinggi dikelilingi dengan rumah-rumah penduduk bergaya klasik khas Eropa lama. Cantik sekali. Menurut salah satu sumber, Gereja St Peter memiliki tinggi menara sekitar 50,5 meter dan sudah berdiri sejak tahun 1869 di tengah Desa Edensor. Gereja St. Peter menyimpan banyak nilai sejarah Inggris, mulai dari peninggalan Mary Queen of Scots, bunga abadi dari Queen Victoria, sampai makam dari saudara Presiden US, Kathleen. Maka tidak salah jika dijadikan ikon desa. Letaknya tepat sekali untuk dijadikan sebagai latar belakang dari Desa Edensor.
Salah satu jalanan di Edensor |
Desa cantik ini tidak begitu luas dan hanya memiliki satu jalan saja sebagai jalan utama. Rasanya cukup saja habis dijelajahi hanya dengan berjalan kaki. Suasana desa yang sangat asri jauh dari keramaian kota mungkin sangat cocok dijadikan tempat piknik keluarga. Desa ini sepi seperti tak berpenghuni karena hanya ada beberapa puluh rumah saja. Dari bawah bukit-bukit rendah nan hijau, dapat ditemui kawanan domba yang sedang rukun mencari rumput. Seakan-akan sedang menyaksikan Shaun, The Sheep sedang bermain di sana.
Domba-domba hidup damai di sana |
Aku mungkin memang belum pernah ke sana, namun banyak cerita dan informasi yang ada di internet mengenai keberadaan desa tersebut. Namun, gambaran ceritanya kurang lebih pasti akan seperti deskripsi singkatku di atas. Kebanyakan dari orang Indonesia yang tertarik kemungkinan juga karena terinspirasi dari novel Andrea Hirata tersebut. Novel Edensor tidak hanya menceritakan keindahan desa Edensor pada satu bagian cerita, tetapi mengandung inspirasi dari tokoh yang bermain dalam kisah itu. Kisah itulah yang turut menginspirasiku untuk mengunjungi desa itu suatu hari nanti. Britania Raya memang mempunyai banyak magnet untuk sebagian besar pelajar dari Tanah Air yang ingin melanjutkan studi ke luar negeri. Salah satunya mungkin karena bahasa terbesar yang digunakan penduduknya adalah bahasa Inggris. Tuhan, ijinkan aku membawa mimpiku dalam sebuah perjalanan nyata menuju tempat itu.
Credit: Gambar dan informasi diambil dari beberapa sumber dengan beberapa perubahan.
Credit: Gambar dan informasi diambil dari beberapa sumber dengan beberapa perubahan.
0 komentar:
Post a Comment