Taufik Hidayat di Indonesia Open 2010 |
Aku senang sekali membahas tentang badminton. Terlebih lagi beberapa tahun lalu selama aku masih sekolah, badminton negeri ini sedang ramai menyuguhkan berbagai prestasinya. Prestasi yang teramat sangat membanggakan bagi kalian yang mungkin sama sepertiku, begitu menggilai olah raga tepok bulu ini. Olah raga memang salah satu bentuk sumber semangat. Ada berbagai jenis olah raga yang universal, tetapi justru olah raga inilah yang menarik perhatianku. Bahkan semenjak masih duduk di sekolah dasar, aku sudah senang sekali menyaksikan para atlet negeri ini berlaga di karpet hijau menunjukkan aksi-aksi cantik dan akrobatiknya dalam memainkan raket maupun shuttlecock. Terlebih lagi rekor pemain-pemain negeri ini memang sangat pantas sekali untuk ditakuti lawan-lawannya dari negara manapun kala itu, bahkan raksasa bulutangkis dunia, China. Indonesia memang pernah berada di jaman keemasannya terutama terdengar gaungnya saat pengantin olimpiade, Susi Susanti dan Alan Budi Kusuma berhasil memperoleh medali emas dalam Olimpiade Barcelona. Disusul kemudian atlet-atlet generasi selanjutnya yang tak kalah hebat dalam menggoreskan tinta keemasan dalam sejarah kancah bulutangkis dunia. Sangat mengagumkan, bukan? Olah raga yang menjadi andalan negeri ini selalu mempertahankan tradisi emas di tiap pertandingan berkelas dunia dan berbagai level bergengsi. Indonesia sudah mengoleksi banyak medali kejuaraan.
Olimpiade Athena 2004 |
Agak jarang menemui komunitas penggemar bulutangkis yang sepertiku di saat aku masih SMA. Mereka yang suka bulutangkis hanya sekedar menonton saja tanpa menggilai sepertiku. Ya, dulu aku memang sangat terobsesi dengan para atlet yang luar biasa bisa membuatku kagum pada mereka, padahal aku bukan tipikal orang yang mempunyai kecintaan berlebihan terhadap idola. Begitulah, kadang kita pernah berada di titik tak wajar atau bahkan sangat alay. Entahlah, biarkan saja.
Semenjak aku menyukai bahkan menggilai bulutangkis (meskipun tak pandai memainkannya), nama Taufik Hidayat selalu digadang-gadang sebagai punggawa bulutangkis Indonesia yang paling sering diandalkan di tiap event olah raga ini digelar. Baik dalam bentuk pertandingan individu maupun beregu, ia selalu dinomordepankan. Namanya memang sudah sangat dipertimbangkan sejak memulai kariernya di dunia bulutangkis. Taufik yang pernah bercita-cita menjadi pemain sepak bola ini memang semenjak kecil sudah mengikuti latihan bulutangkis secara disiplin atlet. Tak heran prestasinya begitu menanjak sebanding dengan kerja kerasnya. Puncak prestasinya adalah saat berhasil memperoleh medali emas pada tahun 2004 dalam Olimpiade Athena- event olah raga paling bergengsi, sekaligus berhasil menjadi juara dunia dalam BWF Championship 2005 mengalahkan pesaing terberatnya, Lin Dan. Lengkap sudah sejarahnya sebagai orang pertama yang berhasil mengantongi emas olimpiade sekaligus emas BWF Championship dalam waktu yang bersamaan.
Aku sudah membaca riwayat hidup dan karier perbulutangkisan Taufik Hidayat dari awal hingga sekarang ia bisa mendirikan sendiri arena olah raga yang ia beri nama Taufik Hidayat Arena (THA). Aku memang mengidolakannya, sangat. Agak mengherankan memang, di samping berbagai berita miring tentangnya ramai di media, semua tak membuatku kehilangan kekaguman pada sosok kharismatik yang selalu berani blak-blakan dan sering menuai kontroversi ini. Ia memang jago sekali membuat mata para hawa terpikat. Lebih miripnya Ariel versi dunia bulutangkis.
Coba kalian amati di media, belakangan ini jika mengaitkan bulutangkis, pasti yang diperbincangkan, yang dijadikan maskot, yang dibangga-banggakan, yang dinanti-nanti, tak lain dan tak bukan adalah penampilan Taufik Hidayat. Entahlah, semua sepertinya sepakat bahwa era setelah Taufik Hidayat memang bisa dibilang belum berhasil mencetak atlet-atlet seperti masa kejayaan bulutangkis Indonesia dulu. Regenerasi yang masih buruk. Amat disayangkan sebennarnya karena sekarang bulutangkis negeri ini bahkan kalah level dibandingkan dengan bulutangkis negeri tetangga yang dulu sangat jauh di bawah kemampuan kita. Atlet, pelatih kita, banyak sekali yang diekspor keluar. Semuanya menambah daftar hitam bulutangkis negeri ini. Kini pun, Taufik Hidayat telah memutuskan untuk gantung raket. Jelas sekali, jarang terdengar lagi prestasi menawan dari kancah bulutangkis. Semoga kelak bulutangkis negeri ini bisa bangkit kembali karena aku akan tetap di sana sebagai pendukung setia. Pendukung setia tidak hanya mendukung saat mereka menang, namun juga memberi semangat saat mereka dirundung kekalahan. Asal, dari kekalahan itu mereka belajar untuk tampil lebih baik lagi ke depannya.
P.S. Watching Badminton Championship is my way to express my hobby and forget my boredom.
0 komentar:
Post a Comment