Sepucuk Surat Merah dari Dwi, Doa untukku
Selasa, 9 Oktober 2012 dini hari. Seseorang telah genap menginjak kepala dua. Sebuah perayaan kecil yang tak sempat didokumentasikan mampu membuatnya terkesan dan hanyut dalam momen-momen terakhir di angka satu. Banyak doa yang ia dan sahabat-sahabatnya sematkan untuk mengiringinya melewati pergantian usia yang memaksanya harus lebih dewasa lagi dalam segala aspek kehidupan. Ia memang telah layak diperlakukan sebagai orang dewasa, bukan lagi bocah kemarin sore yang masih doyan berhaha-hihi dengan kehidupan.
Diary Pemberian Dwi
Ketika sebuah proses menuju pribadi yang matang telah sampai pada fasenya, kita akan lebih disibukkan dengan beragam rencana yang siap kita realisasikan. Bukan hanya terus berkicau tanpa tahu harus bagaimana memulainya. Aku pun sedang berusaha, dimulai dari detik pertama di tanggal 9 Oktober silam.
Bolpoin Unyu bernama Cimi
Lorong waktu seakan membayangiku tiap melewati tanggal 9 Oktober. Begitu banyak cerita tak terduga yang kadang mampir di hari bersejarah dalam hidup kita ini. Bahwa di tanggal itu, kita terlahir.
Selamat datang angka dua puluh. Tak banyak yang bisa mengartikan betapa sebenarnya ada banyak PR yang Tuhan berikan untuk kita, yang wajib kita kerjakan dan siap memberi penilaian tentang bagaimana kita melaksanakannya dalam bentuk sebuah tanggung jawab. Kata ajaib yang siapapun tak boleh bermain-main dengannya. Terima kasih teman-temanku, kalian selalu menemaniku melewati tanggal itu dan selalu memberiku cerita manis yang terkemas secara sederhana namun sangat berarti.
Happy Birthday, Hanifah. :)
0 komentar:
Post a Comment